Curahan Hati Seorang Penulis

5 Mitos Bir yang Keliru

Tak bisa dibantah, ragi memang merupakan bagian penting dari proses pembuatan bir.

Ragi membantu mengonversi gula menjadi alkohol, dan juga memunculkan cita rasa buah, dan warna keemasan khas bir.

Tetapi, ragi disaring keluar setelah proses fermentasi, dan karena alasan inilah ragi tidak dapat dianggap sebagai bahan utama bir.

Kebanyakan bir terbuat dari biji gandum dan hop. Biji gandum ini yang membentuk gula dan enzim yang memecah protein dengan bantuan ragi.

Berikut ini adalah sejumlah mitos tentang bir yang harus diluruskan, berdasarkan versi laman 360nobs.com.

1. Bir berbahaya bagi kesehatan

Kalimat ini merupakan mitos yang paling sering didengar. Satu hal yang harus dipahami adalah, segala sesuatu yang berlebihan selalu berpengaruh buruk bagi kesehatan.

2. Bir nikmat dalam keadaan dingin

Bir es dingin memang menyegarkan, apalagi kalau cuaca panas. Tapi, jika bir terlalu dingin, kemungkinan akan mempengaruhi kekayaan cita rasa yang seharusnya bisa lebih Kamu rasakan.



3. Bir di botol lebih baik daripada di kaleng

Ingat, bir di botol tak menjadi jaminan sebagai bir yang lebih enak daripada yang dikemas dalam kaleng.

Bahkan, sebenarnya kaleng menjanjikan kualitas bir yang akan lebih baik, karena bir terlindung dari cahaya langsung, sehingga cita rasanya lebih terjaga.

4. Bir tak harus berbusa

Udara memengaruhi kuantitas busa saat bir dituangkan. Sehingga, minimnya kontaminasi udara pada bir akan memicu munculnya banyak gelembung busa.

5. Ragi bahan utama bir

Topik ini telah lama menjadi perdebatan. Namun perlu ditegaskan, ragi bukanlah bahan utama pembuat bir. Ragi hanya digunakan sebagai katalis dalam proses pembuatan bir.

sumber:
kompas.com
Share: