Dibangun pada tahun 1976, gedung ini merupakan gedung teater tertutup yang berkapasitas 500–600 orang.
Cak Durasim sendiri merupakan seniman ludruk kelahiran Jombang yang sangat populer pada masa itu. Melalui ludruknya, Cak Durasim mempopulerkan cerita-cerita legenda Surabaya.
Selain sebagai seniman, Cak Durasim juga dikenal sebagai pejuang yang seringkali mengkritisi para penjajah melalui pementasan ludruk dan gendhing jula-juli-nya.Di bagian depan gedung terdapat patung dada Cak Durasim dengan prasasti yang berbunyi “Begupon omahe doro, melok Nippon tambah soro”.
Parikan tersebut adalah kata-kata yang sering diucapkan Cak Durasim, yang berisikan ajakan untuk tidak bergabung dengan Jepang. Akibat kata-katanya ini, Cak Durasim ditangkap dan disiksa oleh tentara Jepang hingga meninggal pada 7 Agustus 1944.
Alamat:
Jl. Genteng Kali, Surabaya
*surabaya.go.id